Perumpamaan Dua Anak Laki-laki (Matius 21: 28-32)
Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Perumpamaan tentang dua anak laki-laki (Mat. 21:28-32) adalah tentang dua bersaudara yang disuruh ayahnya untuk bekerja di kebun anggurnya. Yang satu memberi tahu ayahnya bahwa ia mau tetapi tidak melakukannya. Yang lainnya memberi tahu ayahnya bahwa ia tidak akan pergi tetapi akhirnya bekerja sepanjang hari di antara tanaman anggur. Yesus kemudian mengajukan pertanyaan, “Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawabannya jelas: yang benar-benar bekerja, meski awalnya menolak. Perumpamaan ini melanjutkan cerita sebelumnya dalam Matius tentang orang-orang yang sebenarnya adalah bagian dari kerajaan Allah. Yesus memberi tahu para pemimpin agama di antara para pemirsa-Nya bahwa “pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Mat. 21:31).[1]
Orang-orang yang kelihatannya paling tidak relijius akan memasuki kerajaan Allah terlebih dahulu dari para pemimpin agama, karena pada akhirnya mereka melakukan kehendak Allah.
Dalam kerja, hal ini mengingatkan kita bahwa tindakan lebih berarti daripada kata-kata. Banyak organisasi memiliki pernyataan misi yang menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah layanan pelanggan, kualitas produk, integritas sipil, mengutamakan orang-orang mereka, dan sejenisnya. Namun banyak organisasi semacam itu memiliki layanan, kualitas, integritas, dan hubungan karyawan yang buruk. Banyak individu mungkin melakukan hal yang sama, meninggikan rencana mereka, namun gagal menerapkannya. Organisasi-organisasi dan individu-individu yang jatuh ke dalam perangkap ini mungkin memiliki niat baik, namun mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka gagal memenuhi retorika mereka. Tempat kerja membutuhkan sistem yang efektif untuk mengimplementasikan misi dan tujuan mereka, dan sistem pemantauan yang tidak memihak untuk memberikan umpan balik yang apa adanya.