Bootstrap

“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran” (Matius 5:6)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Person 371015 640

Memahami ucapan bahagia yang keempat ternyata memahami apa yang Yesus maksudkan dengan kebajikan moral. Dalam Yudaisme kuno, kebajikan moral berarti “membebaskan, membenarkan, memulihkan hubungan yang benar.”[1] Orang-orang yang memiliki kebajikan moral adalah mereka yang mempertahankan hubungan yang benar—dengan Allah dan dengan orang-orang di sekitar mereka. Atas dasar hubungan yang benar, mereka yang melakukan pelanggaran dibebaskan dari kesalahan.

Sudahkah Anda menerima berkat diisi dengan hubungan yang benar? Berkat ini mengalir dari kelemahlembutan (ucapan bahagia ketiga) karena kita hanya dapat membentuk hubungan yang benar dengan orang lain ketika kita berhenti membuat semua tindakan kita berputar di sekitar diri kita sendiri. Apakah Anda lapar dan haus akan hubungan yang benar—dengan Allah, dengan rekan kerja Anda, dengan keluarga Anda, dan komunitas Anda? Rasa lapar adalah tanda kehidupan. Kita benar-benar haus akan hubungan yang baik jika kita mendambakan orang lain untuk kepentingan mereka sendiri, bukan hanya sebagai makanan ringan untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri. Jika kita melihat bahwa kita memiliki anugerah Allah untuk ini, kita akan lapar dan haus akan hubungan yang benar, bukan hanya dengan Allah, tetapi juga dengan orang-orang yang bekerja atau hidup dengan kita.

Yesus berkata bahwa mereka yang memiliki rasa lapar ini akan dipuaskan. Sangat mudah untuk melihat kesalahan di tempat kerja kita dan ingin berjuang untuk memperbaikinya. Jika kita melakukan ini, kita lapar dan haus akan kebenaran, ingin melihat kesalahan diluruskan. Iman Kristen telah menjadi sumber dari banyak reformasi terbesar di dunia kerja, mungkin terutama penghapusan perbudakan di Inggris Raya dan Amerika Serikat, dan merupakan asal-usul gerakan Hak Sipil. Tetapi sekali lagi, aliran ucapan bahagia itu penting. Kita tidak melakukan pertempuran ini dengan kekuatan kita sendiri, tetapi hanya dengan mengakui kekosongan kita sendiri, berkabung atas ketidakbenaran kita sendiri, menyerahkan kekuatan kita kepada Allah.