Pentingnya Berkomunikasi Secara Langsung (2Yoh. 12–13)
Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Yohanes mengakhiri suratnya dengan mengatakan bahwa ia ingin melanjutkan percakapan secara langsung. “Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu” (2Yoh. 12). Mungkin ia menyadari bahwa apa pun yang ingin dikomunikasikannya dapat disalahpahami jika disajikan dalam media penulisan surat yang impersonal. Hal ini memberi kita wawasan berharga tentang komunikasi sensitif—ada hal-hal yang lebih baik diucapkan secara langsung, meskipun jarak membuat sulit untuk bertemu langsung.
Di tempat kerja abad kedua puluh satu, kita menemukan tantangan yang lebih kompleks terhadap komunikasi pribadi. Pilihan komunikasi jarak jauh saat ini meliputi konferensi video, telepon, SMS, surat, email, media sosial, dan banyak variasi lainnya. Namun, komunikasi yang efektif tetap memerlukan kesesuaian media dengan sifat pesan. Misalnya, email mungkin merupakan media yang paling efektif untuk melakukan pemesanan, tetapi mungkin tidak cocok untuk mengkomunikasikan tinjauan kinerja. Semakin rumit atau menantang secara emosional pesan yang disampaikan, maka media yang digunakan harus semakin langsung dan personal. Pat Gelsinger, CEO Intel Corporation, berkata,
Saya punya aturan pribadi. Jika saya bolak-balik mengirim email dengan seseorang lebih dari empat atau lima kali tentang topik yang sama, saya berhenti. Sudah cukup. Kami melakukan percakapan di telepon, atau bertemu langsung. Saya telah belajar bahwa jika Anda tidak menyelesaikan sesuatu dengan cepat, pada saat Anda bertemu, salah satu dari Anda akan marah pada orang lain itu. Anda mengira mereka tidak kompeten karena mereka tidak dapat memahami hal paling lugas yang Anda jelaskan. Namun, hal ini disebabkan oleh medianya, dan hal ini penting untuk diperhitungkan.[1]
Media yang keliru dalam suatu komunikasi dapat dengan mudah menimbulkan kesalahpahaman, yaitu kegagalan dalam menyampaikan kebenaran. Dan media yang keliru juga bisa menghalangi kita untuk menunjukkan kasih. Jadi memilih media yang tepat untuk berkomunikasi merupakan aspek penting dalam mengkomunikasikan kebenaran dan menunjukkan kasih kepada orang-orang yang bekerja dengan kita. Kita perlu berkomunikasi dengan rasa hormat dan belas kasihan, bahkan dalam percakapan yang sulit, dan terutama ketika kita berkomunikasi dengan orang yang tidak terlalu kita sukai. Kadang-kadang ini berarti bertemu langsung, meskipun terasa sulit atau tidak nyaman.