Ketekunan, Hikmat dan Pertumbuhan Rohani (Yakobus 1:1-5)
Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Kitab Yakobus dimulai dengan menekankan hubungan yang erat antara kehidupan sehari-hari dan pertumbuhan rohani. Secara khusus, Allah memakai berbagai kesulitan dan tantangan hidup dan pekerjaan sehari-hari untuk meningkatkan iman kita. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Sebab, kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi sempurna dan utuh, serta tidak kekurangan apa pnn.” (Yakobus 1:2-4). “Berbagai” pencobaan dapat menjadi pendorong pertumbuhan—termasuk masalah-masalah dalam bekerja - tetapi Yakobus terutama tertarik pada tantangan-tantangan yang sangat berat yang bisa menjadi “ujian terhadap iman [kita].”
Tantangan apa saja yang kita hadapi di dunia kerja yang bisa menguji iman atau kesetiaan kita kepada Kristus? Salah satunya kemungkinan adalah permusuhan religius. Tergantung situasi kita, iman kepada Kristus bisa membuat kita rentan terhadap apa saja, mulai dari prasangka kecil sampai pembatasan kesempatan kerja, pemecatan atau bahkan bahaya fisik atau kematian di tempat kerja. Bahkan meskipun orang lain tidak menekan kita, kita bisa tergoda sendiri untuk meninggalkan iman kita jika kita berpikir menjadi orang Kristen akan menghambat karier kita.
Pencobaan lainnya bisa jadi berkaitan dengan etika. Kita bisa tergoda untuk meninggalkan iman—atau kesetiaan—dengan melakukan pencurian, kecurangan, ketidakjujuran, transaksi yang tidak benar, atau memanfaatkan orang lain untuk memperkaya diri sendiri atau memajukan karier kita. Pencobaan lainnya lagi muncul dari kegagalan di tempat kerja. Beberapa kegagalan bisa menjadi sedemikian traumatis sampai menggoyahkan iman kita. Sebagai contoh, di-PHK (dianggap tak berguna/tidak dibutuhkan lagi) atau diberhentikan dari pekerjaan bisa sedemikian menghancurkan sampai kita meragukan segala sesuatu yang sebelumnya kita percaya, termasuk iman kepada Kristus. Atau, kita mungkin percaya bahwa Allah memanggil kita kepada pekerjaan kita, menjanjikan kejayaan, atau berutang kesuksesan pada kita karena kita setia pada-Nya. Kegagalan dalam pekerjaan ini lalu tampaknya berarti Allah tak dapat dipercaya atau bahkan tidak ada. Atau, kita bisa begitu dilumpuhkan oleh kekhawatiran sampai kita meragukan bahwa Allah akan terus memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Semua tantangan yang terkait pekerjaan ini dapat menguji iman kita.
Apa yang harus kita lakukan jika iman kita diuji dalam pekerjaan? Bertekunlah (Yakobus 1:3-4). Yakobus berkata, jika kita mau berjuang untuk tidak menyerah pada godaan untuk meninggalkan iman, untuk bertindak tidak etis, atau untuk menjadi putus asa, kita akan menemukan Allah menyertai kita setiap waktu. Jika kita tidak tahu bagaimana caranya melawan pencobaan-pencobaan ini, Yakobus mengundang kita untuk meminta hikmat yang kita butuhkan untuk melakukannya (Yakobus 1:5). Ketika krisis berlalu, kita akan mendapati kedewasaan kita bertumbuh. Alih-alih tidak mengalami kekurangan apa pun - yang kita takutkan, kita justru akan mengalami sukacita karena mendapatkan pertolongan Tuhan.