Bootstrap

Kepedulian Paulus terhadap Orang Lain (Kisah Para Rasul 20-28)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Acts pauls concern for others acts 20 28

Yang paling menonjol, kepemimpinan Paulus ditandai dengan kepeduliannya terhadap orang lain. Ia menerima beban kepemimpinan bukan untuk membuat hidupnya lebih baik, tapi untuk membuat hidup orang lain lebih baik. Kesediaannya untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang tidak bersahabat untuk memberitakan cara hidup yang lebih baik sudah cukup menjadi bukti akan hal ini. Namun kita juga melihat kepeduliannya terhadap orang lain dengan cara yang konkret dan pribadi. Ia menyembuhkan seorang anak laki-laki yang terluka parah karena terjatuh dari jendela lantai atas (Kisah 20:9-12). Ia mempersiapkan gereja-gereja yang telah ia dirikan agar bisa terus berjalan setelah kematiannya, dan menyemangati mereka ketika mereka “menangis … tersedu-sedu” (Kisah Para Rasul 20:37). Ia berusaha untuk memberitakan kabar baik bahkan kepada mereka yang mencoba membunuhnya (Kisah Para Rasul 22:1-21). Ia menyembuhkan semua orang sakit di pulau Malta (Kisah Para Rasul 28:8-10).

Contoh mencolok dari kepeduliannya terhadap orang lain terjadi pada saat kapal karam. Meskipun peringatannya untuk tidak melakukan pelayaran telah diabaikan, Paulus turun tangan membantu dan memberi semangat kepada awak kapal dan penumpang ketika badai melanda.

Karena mereka sudah lama tidak makan, Paulus kemudian berdiri di antara mereka dan berkata, “Saudara-saudara, sekiranya nasihatku dituruti supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terhindar dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bersemangat, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar. Sesungguhnya karena rahmat Allah kepadamu, maka semua orang yang berada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat. Sebab itu tetaplah bersemangat, Saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dikatakan kepadaku” (Kisah 27:21–25).

Keprihatinannya tidak hanya berakhir dengan kata-kata penyemangat tetapi dilanjutkan dengan tindakan praktis. Ia memastikan semua orang makan untuk menjaga kekuatannya (Kisah 27:34-36). Ia merancang rencana yang akan menyelamatkan nyawa semua orang, termasuk mereka yang tidak bisa berenang (Kisah 27:26, 38, 41, 44). Ia mengarahkan persiapan untuk membuat kapal bisa mendarat (Kisah 27:43b), dan mencegah para pelaut meninggalkan prajurit dan penumpangnya (Kisah 27:30-32). Akibat keprihatinan dan tindakannya, tidak ada satu nyawa pun yang hilang dalam kecelakaan itu (Kisah Para Rasul 27:44).

Kepemimpinan Paulus mencakup lebih dari keempat faktor yaitu keberanian, penderitaan, rasa hormat, dan kepedulian terhadap orang lain ini, dan hal ini terlihat jauh melampaui Kisah Para Rasul 20-28. Namun faktor-faktor yang disajikan dalam pasal-pasal ini merupakan salah satu demonstrasi kepemimpinan yang paling menggugah dalam Alkitab dan tetap menjadi contoh yang sama pada zaman sekarang seperti halnya pada zaman Lukas.