Bootstrap

Jalan Menuju Emaus (Lukas 24:13-35)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Pathway 286368 640

Episode perjalanan menuju Emaus adalah contoh yang tepat mengenai kemurahan hati bagi semua pengikut Yesus. Pada awalnya tampaknya kematian Yesus dianggap terlalu enteng, atau apakah kita salah jika melihat ada sesuatu yang lucu dalam diri dua murid yang mengajar Yesus tentang berita terbaru? “Apakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari ini?” mereka bertanya (Lukas 24:18). Kita hampir dapat membayangkan Kleopas menambahkan, “Dari mana saja kamu?” Yesus menerimanya dengan tenang dan membiarkan mereka berbicara, namun kemudian membalikkan keadaan dan membuat mereka mendengarkan. Lambat laun, mereka mulai sadar bahwa mungkin kisah para perempuan tentang kebangkitan ajaib Mesias tidak segila yang mereka pikirkan sebelumnya.

Jika hanya ini yang ada dalam cerita ini, kita mungkin akan belajar bahwa kita sering kali “bodoh … dan … lamban hati untuk percaya” (Lukas 24:25) terhadap semua yang telah ditulis oleh Allah. Namun para murid melakukan satu hal yang benar dalam cerita ini – sesuatu yang tampaknya tidak penting sehingga mudah untuk dilewatkan. Mereka menawarkan keramahtamahan kepada Yesus. “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam” (Lukas 24:29). Yesus memberkati tindakan kecil kemurahan hati ini dengan mengungkapkan kehadiran-Nya. Saat memecahkan roti mereka akhirnya mengenali Dia (Lukas 24:32). Ketika kita menawarkan keramahtamahan, Allah menggunakannya bukan hanya sebagai sarana untuk melayani mereka yang membutuhkan makan dan minum, namun juga sebagai undangan bagi kita untuk merasakan sendiri kehadiran Yesus.