Bootstrap

Konklusi Kitab Yosua dan Hakim-hakim

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Route 74791 620

Perjalanan ke dalam kitab Yosua dan Hakim-hakim adalah perjalanan yang menyadarkan. Kita memulai dengan teladan Yosua yang menginspirasi, yang menggabungkan keterampilan, hikmat, dan kebajikan ilahi. Tuhan sendiri yang memimpin bangsa Israel ke tanah perjanjian, dan mereka berjanji akan menaati Dia dengan seluruh kehidupan mereka. Allah mengaruniakan mereka masyarakat yang tidak dibebani tirani, dengan permulaan baru yang bebas dari korupsi, dominasi, dan ketidakadilan yang melembaga. Pada saat yang dibutuhkan, Allah membangkitkan para pemimpin yang membebaskan mereka dari setiap ancaman yang datang berturut-turut, yang dicontohkan dalam diri Yosua dan Debora—yang bijaksana, berani, dan diakui secara universal.

Kita melihat para pemimpin dan orang Israel awal ini membangun struktur-struktur yang mereka butuhkan untuk kedamaian dan kemakmuran negeri itu. Mereka mengalokasikan sumber daya secara adil dan produktif. Mereka mengejar misi persatuan sambil memelihara budaya yang beragam dan fleksibel. Mereka mendistribusikan kekuasaan sementara pada saat yang sama mempertahankan sikap saling bertanggung jawab dan belajar cara menyelesaikan konflik secara produktif dan kreatif. Mereka makmur dan menikmati kedamaian.

Namun, tak lama sesudah itu, kita melihat Israel merosot dari umat perjanjian yang aman, tertata rapi, dan sangat terorganisir, menjadi gerombolan yang kejam dan terpecah-belah. Setiap aspek kehidupan mereka, termasuk pekerjaan mereka, menjadi rusak karena mereka mengabaikan perintah dan penyertaan Allah. Allah telah memberi mereka tanah yang subur yang siap untuk pekerjaan yang produktif, tetapi mereka melupakan pekerjaan-Nya untuk mereka dan menyia-nyiakan sumber daya mereka untuk menyembah berhala. Mereka membuka diri terhadap peperangan yang mengakibatkan kehancuran ekonomi, dan dalam waktu singkat mereka pun mulai mengikuti sepenuhnya kejahatan bangsa-bangsa di sekitarnya. Pada akhirnya, mereka menjadi musuh terburuk mereka sendiri.

Pelajaran utama untuk kita sama seperti yang ditulis Yohanes di akhir suratnya yang pertama berabad-abad kemudian, “Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala” (1 Yohanes 5:21). Ketika kita bekerja dalam kesetiaan kepada Allah, menaati perjanjian-Nya dan mencari pimpinan-Nya, pekerjaan kita mendatangkan kebaikan yang tak terkira bagi diri kita sendiri dan masyarakat kita. Akan tetapi ketika kita melanggar perjanjian dengan Allah yang bekerja untuk kita, dan kita mulai melakukan ketidakadilan yang dengan mudah kita pelajari dari budaya sekitar kita, kita akan mendapati pekerjaan kita sama sia-sianya dengan berhala-berhala yang kita layani.