Bootstrap

Yosua (Yosua 1)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
White water 216011 620

Yosua adalah pemimpin bangsa Israel pengganti Musa. Meskipun ia bukan seorang raja, tetapi dalam banyak hal ia merupakan bayang-bayang raja-raja yang akan memerintah Israel di abad-abad berikutnya. Ia memimpin bangsanya dalam peperangan, ia melakukan penghakiman jika diperlukan, dan ia berusaha membuat bangsanya tetap berpegang pada perjanjian yang dibuat Allah dengan bangsa Israel di Gunung Sinai.

Jika memakai istilah masa kini, kita bisa menyebut peralihan kepemimpinan Musa kepada Yosua ini sebagai contoh perencanaan suksesi yang baik. Musa, atas pimpinan Allah, mengangkat Yosua sebagai pemimpin yang sesuai dengan karakter kesetiaan Musa sendiri kepada Allah. Yosua digambarkan sebagai orang yang teguh dan bijaksana, kuat dan berani (Yosua 1:6-7), memahami perkataan Allah dengan baik dan menaati perintah-perintah-Nya (Yosua 1:8-9). Yang lebih penting, ia seorang yang spiritual. Dan pada akhirnya, dasar kepemimpinan Yosua bukanlah kekuatannya sendiri, atau bahkan pengarahan Musa, tetapi pimpinan dan kuasa Allah. Allah berjanji padanya: “TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi” (Yosua 1:9). Keterangan lebih lanjut tentang persiapan Yosua menggantikan Musa dapat dibaca dalam "Perencanaan Suksesi (Bilangan 27:12-23)" dan "Akhir Pekerjaan Musa (Ulangan 31:1-34:12)" di https://www.teologikerja.org/.

Sebagai teladan bagi para pemimpin masa kini, karakteristik Yosua yang paling menonjol adalah kesediaannya untuk terus bertumbuh dalam sifat-sifat baik seumur hidupnya. Tidak seperti Simson, yang tampaknya terjebak dalam hasrat-diri yang kekanak-kanakan, Yosua berkembang dari seorang pemuda yang temperamental (Bilangan 14:6-10) menjadi panglima militer (Yosua 6:1-21), menjadi pemimpin utama bangsa (Yosua 20) dan akhirnya seorang visioner yang profetik (Yosua 24). Ia bersedia tunduk di masa-masa pelatihan yang panjang di bawah kepemimpinan Musa dan belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman dari dirinya (Bilangan 27:18-23; Ulangan 3:28). Ia tak gentar memberi perintah-perintah saat bertindak, namun ia juga terus berbagi kepemimpinan dengan tim termasuk dengan imam besar Eleazar dan para tua-tua Keduabelas Suku (misalnya di Yosua 19:51). Ia tak pernah tampak menolak kesempatan untuk bertumbuh dalam karakter atau pun mendapatkan manfaat dengan belajar dari kebijaksanaan orang lain.