Bootstrap

Zaman Keemasan Kerajaan: 2 Samuel 1-24, 1 Raja-raja 1-11, 1 Tawarikh 13, 21-25

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Night scene 205403 620

Setelah Saul mati, Daud diurapi menjadi raja atas suku Yehuda di wilayah selatan, tetapi baru setelah banyak terjadi pertumpahan darah, Daud akhirnya diurapi menjadi raja atas seluruh Israel (2 Samuel 5:1-10). Ketika Daud akhirnya menjadi orang sukses, ia menginvestasikan talentanya untuk mengembangkan orang lain. Berbeda dengan Saul yang takut disaingi, Daud justru mengelilingi dirinya dengan sekelompok pahlawan yang perbuatan-perbuatan gagah perkasanya menandingi dirinya (2 Samuel 23:8-39, 1 Tawarikh 11:10-47). Ia menghormati mereka (1 Tawarikh 11:19), mendukung ketenaran mereka dan mempromosikan mereka (1 Tawarikh 11:25). Allah memakai kerelaan Daud mendukung dan mensponsori orang lain untuk membangun kesuksesan Daud sendiri dan memberkati orang-orang di dalam kerajaannya.

Akhirnya, konfederasi suku Israel yang lemah bersatu menjadi satu bangsa. Selama 80 tahun, pertama-tama di bawah pemerintahan raja Daud (lk. 1010 - 970 SM), dan kemudian di bawah pemerintahan anaknya, Raja Salomo (lk. 970 - 931 SM), Israel mengalami zaman keemasan dan kemakmuran yang terkenal di seluruh bangsa-bangsa Timur Dekat kuno. Akan tetapi di tengah segala kesuksesan mereka, kedua raja ini juga melanggar perjanjian Allah. Meskipun tindakan ini hanya menimbulkan kehancuran yang terbatas di zaman mereka sendiri, tetapi pelanggaran itu menjadi pola bagi raja-raja setelah mereka untuk berpaling dari Tuhan dan meninggalkan perjanjian-Nya.

Keberhasilan dan Kegagalan Daud Sebagai Raja (2 Samuel 1-24)

Kembali ke Daftar Isi Kembali ke Daftar Isi

Alkitab memandang Daud sebagai raja Israel teladan, dan kitab-kitab Samuel, Raja-raja dan Tawarikh menceritakan banyak keberhasilannya. Namun, sekalipun Daud "seorang yang berkenan di hati Allah" (1 Samuel 13:14), ia juga pernah menyalahgunakan kekuasaan dan berlaku tidak setia. Ia cenderung berhasil saat tidak terlalu mengandalkan diri sendiri, dan terjerumus ke dalam masalah serius ketika kekuasaan membuatnya lupa diri—contohnya ketika ia mengadakan sensus yang bertentangan dengan kehendak Tuhan (2 Samuel 24:10-17) atau ketika ia melakukan pelecehan seksual terhadap Betsyeba dan memerintahkan untuk membunuh suaminya, Uria (2 Samuel 11:2-17). Namun terlepas dari kegagalan-kegagalan Daud, Allah menggenapi perjanjian-Nya dengan Daud dan menanganinya dengan kemurahan