Bootstrap

Efek Ekonomi Akibat Perang (Hakim-hakim 6:1-11)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Bomber 62880 620

Setelah Debora, kualitas para hakim mulai merosot. Hakim-hakim 6:1-11 menunjukkan yang kemungkinan menjadi ciri umum kehidupan bangsa Israel pada masa itu – kesulitan ekonomi yang diakibatkan oleh perang.

Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Sebab itu, TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian selama tujuh tahun, dan cengkeraman orang Midian semakin kuat atas Israel. Oleh karena orang Midian, orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, gua-gua dan kubu-kubu bagi dirinya. Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek serta orang-orang dari timur dan maju menyerang mereka. Orang-orang itu berkemah di daerah mereka dan memusnahkan hasil bumi sampai dekat Gaza. Bahan makanan tidak dibiarkan tersisa sedikit pun di Israel, juga domba atau lembu atau pun keledai. Bahkan orang-orang itu maju dengan ternak dan kemah mereka bagikan belalang yang sangat banyak. Jumlah mereka beserta unta mereka tidak terhitung banyaknya. Mereka datang ke negeri itu untuk memusnahkannya. Orang Israel menjadi sangat melarat karena perbuatan orang Midian itu. Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN.

Dampak perang pada pekerjaan dirasakan di berbagai bagian dunia saat ini. Selain kerusakan akibat serangan langsung terhadap sasaran-sasaran ekonomi, ketidakstabilan yang ditimbulkan konflik bersenjata juga dapat menghancurkan mata pencaharian masyarakat. Para petani di wilayah yang dilanda perang enggan bercocok tanam karena kemungkinan mereka akan dipindahkan sebelum musim panen tiba. Para investor menganggap negara yang dilanda perang memiliki risiko buruk dan tidak mungkin menggelontorkan sumber daya untuk meningkatkan infrastruktur. Dengan hanya sedikit harapan akan pembangunan ekonomi, orang bisa ditarik ke dalam faksi-faksi bersenjata yang memperebutkan sumber daya apa pun yang masih ada untuk dieksploitasi. Dengan demikian siklus yang sangat buruk akibat perang dan kemiskinan akan terus berlanjut. Perdamaian perlu mendahului kelimpahan.

Situasi ekonomi Israel begitu sulit di bawah penindasan orang Midian sampai-sampai kita menemukan calon hakim Gideon “mengirik gandum di tempat pemerasan anggur agar tersembunyi dari orang Midian” (Hakim-hakim 6:11). Daniel Block menjelaskan alasan perilakunya ini.

Sebelum peralatan teknologi modern ditemukan, pengirikan bulir-bulir gandum dilakukan pertama-tama dengan menumbuk bonggol-bonggol batangnya dengan pemukul untuk membuang jeraminya, lalu campuran sekam dan biji gandum itu dilambung-lambungkan ke udara agar angin menerbangkan sekamnya dan biji gandum yang lebih berat jatuh ke lantai. Dalam situasi genting seperti saat itu, cara ini jelas tidak bijaksana. Melakukan pengirikan di puncak bukit hanya akan menarik perhatian orang Midian untuk merampas. Oleh karena itu, Gideon memilih mengirik gandum di tempat tersembunyi yang biasanya digunakan untuk memeras buah anggur. Pada umumnya pemerasan buah anggur memerlukan dua cekungan yang digali pada batu karang, yang satu lebih tinggi dari yang lain. Buah anggur akan ditumpuk dan diinjak-injak di cekungan yang atas, sementara sebuah saluran akan mengalirkan sari-sarinya ke cekungan yang lebih rendah.[1]

Saat ini orang Kristen maupun non-Kristen sama-sama sangat setuju bahwa menjalankan bisnis dengan cara-cara yang melanggengkan konflik bersenjata adalah hal yang tidak bermoral. Larangan internasional terhadap “Berlian konflik/berdarah” adalah sebuah contoh terkini.[2] Apakah orang-orang Kristen memimpin dalam usaha-usaha semacam itu? Apakah kita merupakan orang-orang yang mencari tahu apakah bisnis, pemerintah, universitas, dan institusi lainnya tempat kita bekerja secara tanpa sadar berpartisipasi dalam kekerasan? Apakah kita berani mengambil risiko untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu ketika atasan kita mungkin lebih memilih mengabaikan situasi itu? Atau apakah kita bersembunyi, seperti Gideon, di balik alasan hanya melakukan pekerjaan kita?