Bootstrap

Menaklukkan Negeri – Apakah Allah Merestui Penaklukan? (Yosua 6-12)

Tafsiran Alkitab / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Chess 3801531 1280

Fakta bahwa keberhasilan ekonomi Israel didasarkan pada pengusiran orang Kanaan dari negeri itu, bagaimanapun, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak nyaman. Apakah Allah merestui penaklukan sebagai cara suatu bangsa memiliki tanah? Apakah Allah mentolerir perang suku? Apakah orang Israel lebih layak memiliki tanah itu daripada orang Kanaan? Analisis teologi yang lengkap tentang penaklukan tidak tercakup dalam bacaan ini.[1] Meskipun kita tidak bisa berharap dapat menjawab berbagai isu yang muncul, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diingat:

  1. Allah memilih datang pada umat-Nya di negeri nyata Timur Dekat kuno yang kasar dan kacau, tempat kekuatan-kekuatan yang siap menentang Israel sangat besar dan ganas.

  2. Tugas penaklukan militer jelas merupakan pekerjaan yang paling utama di kitab Yosua, tetapi tugas itu tidak diperkenalkan sebagai contoh/model pekerjaan apa pun setelahnya. Ada aspek-aspek tentang pekerjaan atau kepemimpinan dalam kitab Yosua dan Hakim-hakim yang dapat diterapkan pada masa kini, tetapi pengusiran orang-orang dari suatu negeri bukanlah salah satunya.

  3. Perintah untuk menghalau orang Kanaan (Yosua 1:1-5) sangatlah spesifik dan tidak menunjukkan disposisi umum tentang perintah-perintah Allah kepada bangsa Israel maupun kelompok orang lainnya.

  4. Pemusnahan orang Kanaan disebabkan oleh cara hidup mereka yang sangat jahat. Orang Kanaan dikenal suka melakukan ritual pengorbanan anak, ramalan, sihir, pemanggilan arwah, yang tak dapat ditolerir Allah di tengah-tengah umat yang dipilih-Nya untuk menjadi berkat bagi dunia (Ulangan 18:10-12). Negeri itu harus dibersihkan dari penyembahan berhala agar dunia bisa mendapat kesempatan mengenal sifat dari satu-satunya Allah yang benar, Pencipta langit dan bumi.[2]

  5. Orang Kanaan yang bertobat seperti Rahab (Yosua 2:1-21; 6:22-26) terselamatkan – dan sesungguhnya, pemusnahan besar-besaran orang Kanaan yang diduga terjadi tidak pernah terealisasi sepenuhnya (lihat di bawah ini).

  6. Orang Israel di kemudian hari juga melakukan banyak kejahatan yang sama seperti orang Kanaan, yang menjadi jawaban “tidak” yang tegas atas pertanyaan apakah orang Israel lebih layak memiliki tanah itu. Seperti orang Kanaan, orang Israel juga akan menderita pengusiran dari negeri itu melalui penaklukan oleh bangsa lain, yang Alkitab juga menghubungkannya dengan tangan Allah. Orang Israel juga akan menerima hukuman Allah (contohnya: baca Amos 3:1-2).

  7. Etika Kristen yang lengkap tentang kekuasaan tidak dimaksudkan untuk ditemukan dalam kitab Yosua, tetapi dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus, yang mewujudkan seluruh Firman Allah. Contoh definitif Alkitab tentang penggunaan kekuasaan bukanlah bahwa Allah menaklukkan bangsa-bangsa bagi umat-Nya, tetapi bahwa Anak Allah menyerahkan nyawa-Nya bagi semua orang yang datang pada-Nya (Markus 10:42; Yohanes 10:11-18). Etika kekuasaan yang alkitabah pada akhirnya didasarkan pada kerendahan hati dan pengorbanan.